Orangtuaku selalu berpesan, jika aku berdoa mintalah kepada Tuhan agar aku diberikan kepintaran. Begitu pun mereka yang senantiasa mendoakanku agar aku menjadi anak yang pintar. Seingatku doa itu telah ditanamkan padaku sedari balita sehingga telah berakar di dalam kepalaku. Maka setiap kali berdoa aku tak pernah lupa meminta kepada Tuhan agar aku diberikanNya kepintaran. Dan memang benar, aku menjadi anak yang pintar. Mulai Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas aku selalu mendapat ranking satu. Di berbagai lomba cerdas-cermat pun aku selalu juara. Pialaku di rumah sudah satu lemari banyaknya. Guru-guru memuji aku. Teman-tekan di sekolah ingin dekat-dekat denganku. Dan sudah pasti Ayah dan Ibu bangga padaku. Namun, sejak aku bertemu Tito, kawanku di Sekolah Menengah Atas, aku mengubah doaku itu.
KEMBALI KE ARTIKEL