Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Uang Gratis

2 Mei 2015   07:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 42 0
Seperti kebiasaan sebelumnya.Aku akan bangun pagi-pagi sekali.Beres sana,beres sini.Tapi tak seperti kebiasaan pagi seperti dulu,hari ini aku benar-benar malas untuk keluar rumah .Mungkin karena hari ini adalah hari minggu.Tapi meski aku malas untuk keluar rumah,aku masih menyempatkan diri untuk menengok lewat jendela.Mungkin hanya sekedar untuk menerka- nerka akan cuaca dihari ini.Langit bersih,mungkin akan ada harapan bahwa hari ini cerah.Tapi akan ada juga kemungkinan mendung akan datang tiba-tiba .Karena ini masih bulan penghujan,cuaca akan cepat berubah.

Tapi sekonyong-konyong,meski bukan dikejauhan.Tapi ada serombongan orang-orang berjalan diujung jalan menuju kerah sana.Aku jadi heran dengan rombongan yang diluar kebiasaan itu.Pagi-pagi sekali,yang aku saja masih belum mandi.Ada rombongan orang banyak menuju kearah sana.Kulihat mereka rata-rata sudah berumur lima puluh tahunan keatas.

Aku sempat berpikir,mau kemana mereka.Ada kegiatan apa?Aku tak mendengar bahwa hari ini akan ada warga dikecamatan ini yang melangsungkan hajatan perkawinan.Aku sempat mengucapkan pertanyaan pagi-pagi sekali banyak orang ,pada mau kemana.Tapi cepat pertanyaan itu aku jawab sendiri.Hari ini akan ada pembagian uang BBM.Cepat otakku merespon ketika aku teringat akan omongan warga yang aku dengar sekilas lewat.Itu pun yang aku dengar adalah tentang uang enam rtus ribu.

Saudara ku menyebut itu bukan lagi pembagian uang BBM seperti jaman SBY.Tapi kali ini semacam uang tunjangan.Ah peduli benar akan sebuah penyebutan.Aku sudah begitu nyaman dengan penyebutan uang BBM.Ini,pemandangan seperti ini,seperti yang sudah lewat-lewat waktu yang telah lalu.Jika pagi-pagi sekali jika ada orang-orang bergerombol kearah sana pasti mereka akan mengambil uang jatah BBM.Itu lah yang sering aku ucapkan.

Pasti hari ini didepan rumahku yang kebetulan dekat dengan kantor kecamatan.Pasti akan ada pemandangan orang-orang ramai berjalan menuju kantor kecamatan.Ada yang berjalan sendirian,berdua,bertiga, bahkan ada yang pakai rombongan.Itu pasti dari desa-desa yang letaknya agak jauh dari kantor kecamatan.

Meski kami bukan dari keluarga yang berkecukupan,tapi kami tak pernah menerima dana-dana,yang sangat nyaman aku menyebutnya uang BBM.Tapi seandainya kami diikut sertakan untuk mendapatnya,mungkin saya akan tetap menolak.Karena aku takut akan memakan uang yang benar- benar bukan hak kami.Dan kami masih tidak memerlukannya.Karena perut kami selalu kenyang.

Tapi mulutku yang nyinyir dan suka usil,masih saja mengucapkan.Pantesan saja pagi-pagi ramai sekali orang lewat.Dikampung ini,mungkin juga dinegeri ini,jika itu masalah dapat uang gratis,takkan mau ketinggalan.Semua seakan -akan mau mendapatkannya.Mereka akan selalu memperhatikannya.Kalau perlu,seandainya jam empat subuh habis bangun dari tidur langsung saja berangkat.

ITU URUSA MEREKA.MEREKA MAU MENGAMBIL HAK HAK MEREKA

Aku lihat banyak orang orang yang lewat didepan rumah kami menuju kekantor kecamatan.Mungkin didepan kantor kecamatan sudah banyak yang menunggu antri.Mungkin juga sudah seperti pasar seperti tahun yang sudah-sudah ketika pembagian uang BBM.

Aku melihat wajah-wajah mereka benar-benar wajah yang berhak untuk mendapat kan uang gratis.Tapi bukan saja mulutku yang suka usil.Tapi hatiku juga suka usil.Mungkin saja wajah mereka akan dibuat-buat seperti wajah yang sepantasnya mendapatkan.Jalan mereka juga dipantas-pantaskan.Padahal dihati mereka sumringahnya minta ampun akan mendapatkan uang yang hingga detik ini aku masih menyebutnya sebagai uang BBM.

Lihat baju-baju mereka,yang medapatkan uang BBM itu.Baju mereka bagus-bagus.Bahkan bajunya seperti baju artis.

MUNGKIN SAJA BAJU ITU ADALAH BAJU BEKAS YANG DIBERIKAN OLEH KELUARGA MEREKA YAG LEBIH MAMPU.

Tapi mereka yang datang dari pelusuk-pelusuk desa itu,aku pernah jalan jalan kesana.Rumah mereka itu besar- besar.Dan kelihatannya makmur.Dan kamu tahu ibu-ibu ,nenek-nenek,bapak-bapak,yang dilihat dari wajah,jalan dan usia mereka memang pantas mendapatkan.Tapi kamu tahu nggak kebanyakan dari mereka memiliki anak-anak yang mungkin bisa saja disebut kaya.

TAPI ITU KAN ANAK MEREKA YANG KAYA.YANG SUDAH MEMILIKI KEHIDUPAN MEREKA SENDIRI.

Tapi apakah mereka tidak malu dan kasihan melihat orang tua mereka berjalan jauh kekantor kecamatan.Berpanas panas antri.Bukan kah kewajiban anak yang mampu untuk membantu orang tua mereka.Menampung mereka.

Lihat dan juga saya sering lihat dari tahun yang lewat-lewat juga.Banyak dari mereka yang menerima nya gagah-gagah dan muda- muda.Mereka itu masih sangat kuat untuk bekerja.

AH,MUNGKIN SAJA MEREKA MEWAKILI DARI ANGGOTA KELUARGANYA YANG BERHALANGAN HADIR.MUNGKIN SAKIT.

Sekonyong-konyong aku melihat siapa yang berjalan bersama iring-iringan itu.Lalu aku bersorak.Itu lihat!!Lihat itu Wak Haji.Wak haji mau mengambil jatah nya juga.Bukankah Wak Haji itu jiran kita satu RT.Tetangga kita.Hidupnya jauh lebih makmur dari kita.Rumahnya besar dua buah lagi.Meski ia itu janda,tapi ia juga memiliki banyak tanah persawahan.Dikota juga ia memili kos kosan yang disewakan.Apa kurang nya Wak Haji itu.Kenapa ia dapat juga uang yang hingga saat ini aku masih nyaman menyebutnya sebagai uang BBM.Bahkan beras raskin pun juga ia dapat.

MANA WAK HAJI NYA..............ITU? DASAR WAK HAJI.IA ITU SUDAH KEBIASAAN.TAK MAU KETINGGALAN DARI WARGA LAIN .JIKA MENDAPAT HAL HAL YANG GRATIS.MESKI SEBENARNYA IA ITU TAK PANTAS MENDAPATKANNYA.CAMAT SAJA MUNGKIN AKAN IA OMELI JIKA IA TAK DAPAT JATAH.APALAGI PETUGAS YANG MENDATA.SIAPA YANG BERANI MEMPANGLAH OMONGAN WAK HAJI.SIAPA YANG BERANI TAK MENCANTUMKAN NAMANYA JIKA DAPAT HAL-HAL YANG GRATIS.ITU SUDAH SIFAT WAK HAJI.MUNGKIN IA MEMILIKI ALASAN YANG JUGA MUNGKIN DIANGGAP TEPAT OLEH PETUGAS BAHWA IA BERHAK MENDAPATKANNYA.

Wak Haji sebagai salah satu contoh orang yang kita anggap tak berhak mendapatkannya,tapi ia mendapatkannya.Lalu bagai mana dengan mereka mereka yang lain.Mereka-mereka didaerah lain.Mungkin saja ada juga kelakuannya seperti Wak Haji.Mungkin juga lebih banyak lagi orang-orang berkelakuan seperti Wak Haji.Mungkin saja lebih dari separuh dari banyaknya orang orang yang mengantri itu kelakuan nya seperti Wak Haji.Kupikir pemerintah harus mendata ulang jika mau memeberikan hal-hal yang gratis.Aku cepat mandi,lalu berbaju.

KAMU MAU KEMANA.

Aku mau kekantor kecamatan.

MAU APA? JANGAN JANGAN KAMU NANTI DISEBUT SEBUT ORANG IKUT IKUTAN ANTRI.ATAU KAMU MAU MEMPROTES PADA PETUGAS,PADA KECAMATAN BAHWA BANYAK DARI MEREKA SEBENARNYA BERKELKUAN SEPERTI WAK HAJI.

Tidak ,aku mau kekantor kecamatan mau melihat uang setruck yang mau dibagikan ,AKu tak pernah melihatnya.

catatan;

Mereka-mereka yang terdata secara ekonomi memang berhak mendapatkan.Tapi ekonominya yang jauh dibawah dari mereka juga banyak yang tidak terdata.Dalam hal ini perlu didata ulang mereka-mereka  yang berhak mendapatkan tunjangan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun