Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Krakatau Steel Bangun Pabrik Hot Strip Mill Rp 3,6 Triliun

8 Januari 2014   08:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02 190 0
Setelah mengoperasikan pabrik baja terpadu hasil patungan dengan Pohang Iron and Steel Company (POSCO) tahap I senilai US$ 3 miliar, ekspansi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) belum berhenti. BUMN produsen baja terbesar di Indonesia itu berencana membangun pabrik pengerolan baja lembaran panas atau hot strip mill (HSM) II mulai kuartal II 2014 dengan nilai investasi Rp3,6 triliun.

“Pembangunan proyek HMS II dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun yang berlokasi di Cilegon, Banten tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, dan kinerja pendapatan perseroan,” kata Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim.

Manajemen Krakatau Steel optimistis proses tender dapat diselesaikan akhir tahun ini. Setelah tender rampung, pembangunan konstruksi pabrik diharapkan bisa dimulai kuartal II tahun depan.

Perseroan menargetkan pabrik pengerolan baja lembaran panas II itu bisa selesai kuartal III 2016 dan beroperasi secara maimal pada awal 2017. Irvan menjelaskan, sebagian investasi proyek tersebut telah masuk ke dalam rencana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun depan.

Krakatau Steel mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 800 juta untuk sejumlah pengembangan bisnis tahun depan. Sebagian besar pendanaan telah diperoleh melalui fasilitas export credit agency (ECA).

Irvan menegaskan investasi Krakatau Steel tahun depan lebih rendah dari tahun ini yang mencapai Rp10 triliun, menyikapi gambaran ekonomi global dan situasi ekonomi domestik yang belum menentu.

Terkait dengan proyek patungan KS-Posco, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pengoperasian pabrik baja PT Krakatau Steel-Posco (KS-Posco) di Cilegon, Banten. Pabrik KS-Posco merupakan kerjasama atau joint venture antara Pohang Iron and Steel Company (POSCO) asal Korea Selatan dan PT Krakatau Steel Tbk, Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pabrik yang dibangun dengan investasi sebesar US$6 miliar itu dimulai sejak semester kedua 2010. Dalam perjanjian, saham KS-Posco terbagi menjadi 70% milik Posco dan sisanya dipegang Krakatau Steel. Setelah setahun beroperasi, Krakatau Steel berhak menaikkan jumlah kepemilikan saham, maksimal 45%.

Peresmian kali ini untuk tahap pertama pembangunan pabrik, yang mampu memproduksi 3 juta ton produk baja tersebut. Jumlah ini merupakan setengah dari kapasitas pabrik baja yang direncanakan mencapai enam juta ton. Produk KS-Posco di antaranya slab atau bahan baku setengah jadi, hot rolled coil, dan plate. Produk diutamakan untuk kebutuhan domestik.

Produk slab yang diproduksi KS-Posco sangat dibutuhkan oleh pabrik baja Krakatau Steel yang produksinya kurang dari 3 juta ton per tahun. Selama ini, Krakatau Steel harus mengimpor slab dari pabrik baja luar negeri, seperti Novolipetsk dari Rusia. Pasokan slab sendiri merupakan salah satu persoalan penting bagi Krakatau Steel. Tanpa pasokan slab, produksi pabrik baja itu akan terhambat.

Pasar Baja Indonesia

Pasar baja Indonesia pada 2013 ditaksir mencapai Rp 71,05 triliun, naik 7% dari 2012 sebesar Rp 66,4 triliun. Tim duniaindustri.com memperhitungkan nilai pasar baja Indonesia di 2013 sesuai prediksi Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) yang menargetkan konsumsi baja di dalam negeri pada 2013 meningkat 7% menjadi 10,97 juta ton dari 10,25 juta ton pada 2012.

Namun, harga baja dunia (baja canai panas/HRC yang menjadi patokan harga baja dunia) di akhir 2012 turun ke level US$ 570-590 per ton dari posisi akhir 2011 sebesar US$ 690-720 per ton. Penurunan harga baja dunia bisa mempengaruhi nilai pasar baja Indonesia di 2013.

www.rajalistrik.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun