Pada dasarnya semua bertolak dari misi yang sama yaitu keharmonisan, cinta dan kasih sayang, itu semua adalah amanah Tuhan pula.
Tuhan menciptakan manusia, makhluk lainnya, keragaman bangsa, suku, agama dan seluruh alam semesta jagad raya ini dalam keadaan aman, tenteram, damai penuh dengan kebahagiaan, mungkin saja pada saat kalimat "Kun Fayakun" menggema, saat itu boleh jadi Tuhan sedang tersenyum.
Bahwa kita itu, dalam memandang dan menjalani kehidupan kadang memang dengan perspektif/persepsi yang berbeda satu sama lain, jarang idem. Keragaman perspektif/persepsi itu pun menurutku adalah anugerah Tuhan yang meniscayakan dan menunjukkan adanya keunikan dan keragaman antar individu. Dengan demikian, mestinya sangat wajar ada perbedaan, ada perbedaan itu sangatlah wajar.
Maka ketika itu terjadi (bersentuhan dengan orang lainnya) yang harus kita perhatikan adalah, bahwa "Hak kita dibatasi/terbatasi oleh Hak manusia lainnya). Disinilah fungsi adanya adab, etika, dan jiwa besar.
Perbedaan itu adalah Rahmat "Ikhtilafu Ummati Rahmah"
Setiap individu memang tidak perlu sungkan, tidak perlu takut, bahkan harus berani berbangga diri dan selalu penuh semangat untuk mengungkapkan dengan jujur segenap potensi dirinya yang unik, menjaga keselamatan bersama, menjaga kesopanan, saling hormat dan harga menghargai, menjalin silaturahmi dan persaudaraan dengan mengedapankan kasih sayang, etika, adab serta akhlak, memahami dengan benar esensi manusiawi dirinya sebagai khalifah di muka bumi ini, tanpa memaksakan kehendak (ego), lebih melihat keberadaan diri (introspeksi) menjunjung tinggi kelayakan serta kepatutan (kapasitas dan kapabilitas diri).
Dengan demikian, pentas kehidupan dan proses pembelajaran, pencerahan pun akan menjadi lebih menarik dan tidak monoton, damai pun akan terkondisikan sebagaimana layaknya Citra "duduk sama rendah berdiri sama tinggi, dimana kaki berpijak disitu langit di junjung"
Sahabat, sebentar lagi Insya Allah akan tiba pergelaran pesta politik eksekutif (semua demi bangsa, negara kita), yang diwakili oleh 3 (kontestan) anak bangsa, yang ketiganya adalah orang-orang terpilih, cerdas dan insya Allah sangat amanah, dengan segala kerendahan hati, saya pribadi merasa dan menilai bahwa mereka ketiganya serta siapapun wakilnya nanti, adalah memang sangat jauh lebih mumpuni daripada semua atribut diri yang saya miliki, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati pula saya mohon mari kita junjung mereka dengan mengedepankan jiwa besar, rasa persaudaraan sesama anak bangsa, dan mendoakan siapapun diantaranya nanti yang terpilih adalah memang dia yang wajar (terbaik) memimpin bangsa dan negara ini 5 (lima) tahun kedepan, meskipun pilihan kita tidak terpilih, kita harus berbesar hati tanpa syak wasangka dan mencari-cari kambing hitam penyebab ketidak terpilihan, apalagi sampai bertendensi "ad hominem"
Hadirkan Tuhan dalam segenap lingkup dan langkah kehidupan.
Demikian kiranya, maaf lahir batin atas segala khilaf dan kesalahan, semoga segala ibadah yang kita laksanakan berdampak besar bagi kejernihan qolbu, meningkatkan harkat dan martabat kita sebagai manusia yang bertakwa, mencintai, dan dicintai oleh Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin Allahumma Aamiin.
Barakallah fiikum Jami'an
TS-Nusantara