Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Saksi Bisu Cinta Abadi Sang Raja

21 Februari 2012   11:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22 2244 4

Membaca dan mempelajari sejarah membuat kita bertambah bijak, bijak dalam berpikir ,bijak dalam mengambil sikap dan bijak dalam bertindak. Ada cerita-cerita kesuksesan, kearifan, keadilan dan kisah cinta sejati yang begitu menggugah sanubari disana.

Membaca sebuah tulisan teman dengan judul “Putro Phang Mencari Pewaris Tahta”. Diceritakan Putri Raja Pahang Malaysia, Tunku Hajjah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah binti Sultan Iskandar Al-Haj, mengunjungi aceh pada tanggal 31-03- 2011 untuk mencari pewaris tahta murni dari kerajaan Aceh atau keturunan terakhir dari Sultan Muhammad Daud Syah. Berdasarkan informasi selanjutnya dan dengan penyelidikan yang mendekati sempurna oleh team, mereka telah menemukan pewaris tahta tersebut yaitu Tuanku Raja Yusuf. Seorang pria low profil yang berstatus PNS biasa disalah satu dinas tingkat Provinsi di Aceh.

Teringat dua kisah cinta sejati sang raja yang tidak asing lagi ditelinga kita, kisah cinta abadi yang membuat para penulis novel tidak habis-habisnya terilhami untuk menulis dari berbagai sudut pandang mareka. Kisah cinta paling spektakuler sepanjang masa yang mambuat para sutradra film tidak henti-hentinya mengangkat kelayar lebar dari berbagai sisi dan kisah mareka. Kisah cinta seputih melati yang tak pernah bosan kita dengar walau hanya dari cerita mulut kemulut, yaitu Kisah cinta sejati antara Sultan Isakandar Muda (Aceh) dengan Putro Phang (Putri Pahang) dari Malaysia yang dibuktikan dengan bangunan Gunongan dan Taman Putro Phang di Banda Aceh. Satu lagi kisah cinta sejati yang sangat dahsyat adalah kisah cinta Syah Jahan kepada istrinya Mumtaz Mahal, saksi bisu kisah cinta mareka terukir indah dan kokoh sepanjang masa dengan nuansa Islami di negeri India yaitu Taj Mahal.

GUNONGAN (gegunungan) di Banda Aceh:

Taj Mahal-India: Penguasa Hindustan pada waktu itu, Shah Jahan, mengalami duka yang sangat mendalam setelah istrinya, Mumtaz Mahal, meninggal dunia saat melahirkan bayinya yang sungsang di tenda perang. Pada tahun 1632 Shah Jahan menitahkan membangun istana dari pualam, yang dirancang berdasarkan gambaran tentang indahnya surga seperti dilukiskan didalam Al-Quran yaitu sebagai tempat terakhir raga istrinya. Dengan bantuan Isa, arsitek berdarah Persia, ditambah sekitar dua puluh ribu pekerja dan ratusan gajah, ia berhasil mewujudkan Lambang Keagungan Cinta yang diberinya nama: Taj Mahal.

 

Cinta adalah cinta, tidak cukup sejuta lembar untuk menulis maknanya.

Cinta begitu agung, sanggup mengalahkan keangkuhan raja sekalipun.

 

Wassalam:

Teuku Nas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun