Lebih banyak anak muda yang memilih untuk Buy Now Pay Latter (BNPL) atau yang sering disebut Beli sekarang bayar nanti. Tetapi apa yang terjadi jika mereka tidak dapat melakukan pembayaran terakhir? Fitur beli sekarang, bayar nanti (BNPL) telah berkembang pesat dan sangat populer di kalangan pembeli Gen Z yang berusia belasan dan 20-an tahun. Metode pembayaran ini menghasilkan $97 miliar-atau 2,1 persen-dari total penjualan e-commerce AS pada tahun 2020, angka yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2024.Fitur ini sangat menguntungkan, para pedagang membayar perusahaan fintech kira-kira dua kali lipat dari jumlah yang mereka bayarkan dalam bentuk biaya kartu kredit untuk menawarkan pinjaman jangka pendek kepada konsumen. Dan itu tidak mengherankan: Konsumen yang menggunakan metode pembayaran ini sering kali membelanjakan uangnya lebih banyak daripada yang mereka lakukan dengan kartu kredit. Kini, menjelang musim liburan yang dibebani inflasi dan ancaman resesi yang semakin dekat, penelitian ini mengundang kewaspadaan. Meskipun metode pembayaran baru ini mungkin tampak seperti cara yang menggiurkan untuk membeli suatu barang, metode ini dapat menyebabkan jebakan cerukan dan biaya dana yang tidak mencukupi, terutama bagi pembeli berpenghasilan rendah yang berbelanja di luar kemampuan mereka. Berawal dari mudahnya mengakses pinjaman, pengguna layanan tunda bayar (paylater) mengaku "kebablasan" sampai akhirnya terjebak pada tunggakan yang menguras pendapatan hingga menggagalkan rencana menyicil rumah.
KEMBALI KE ARTIKEL