Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Catatan Sebuah Perjalanan (3)

13 Maret 2013   18:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:50 205 0
Uci, tahukah kau bahwa sebutan UCI dan ACI bukan hanya sebuah kata-kata. Bahwa di dalamnya terkandung makna dan doa. Uci yang kubuatkan panggilannya untukmu berarti Umi Cinta, dan Aci untukku berarti Abi Cinta. Bahwa kau telah kupilih dan kuazamkan untuk menjadi istriku kelak di dunia dan di akhirat. Bahwa aku menginginkan cinta menjadi bagian dari hidup dan perjalanan kita. Bahwa tidak akan ada Aci jika tidak ada Ucinya. Bahwa Uci dan Aci itu hanyalah kita, dirimu dan diriku.

Benar bahwa perjalanan kisah cinta bukan melulu tentang keceriaan, tawa dan bahagia. Tapi juga terdapat rasa sakit, pedih dan tangis. Namun itulah cinta, akumulasi dari dikotomi-dikotomi rasa. Dan itulah yang membuat perjalanan kita tidak biasa dan berwarna. Karena sejatinya memang cinta penuh rasa dan warna. Maafkanlah aku, terlalu banyak kesalahan dan kebodohan yang kulakukan terhadapmu dan terhadap hubungan kita. Namun aku telah menyadari dan memperbaiki diriku. Bukan semata-mata karena cinta, namun juga karena aku ingin dipantaskan dan layak untuk menjadi imam untukmu.

Bahwa aku sudah tidak ingin lagi menjadi cowo', tapi aku ingin menjadi seorang pria sejati. Seperti tiap doa yang kupanjatkan pada Allah dalam sujudku. 'Ya Allah, mapankanlah aku. Bukan hanya ekonomiku, tapi juga pola berpikirku, sikapku, egoku, emosiku, cintaku dan juga tutur kataku.'

Karena aku tahu, bahwa pria yang tidak diragukan lagi kejantanannya adalah:
Pria yang mengisi kehidupan Keluarga dan orang-orang sekitarnya dengan Kelembutan, Kasih Sayang dan Cinta.
Yang Berkata dan Bertindak Tegas Bahwa yang Benar adalah Benar sedangkan yang Salah adalah Salah.
Yang Mengorbankan kepentingan diri dan Egonya untuk Kebahagiaan orang-orang disekitarnya.
Yang selalu Menjaga dan Memuliakan Keluarga dan orang-orang disekitarnya.

Mungkin bukan aku, jika sempurna. Mungkin juga bukan aku jika bergelimangan harta. Atau bahkan benar bahwa bukanlah diriku jika berputus-asa. Namun diriku ini adalah seorang pria dengan jutaan cinta indah yang mewah dan penuh dengan perjuangan. Semuanya untuk dirimu. Hanya dirimu. Karena aku mencintaimu.

Aku tahu, bahwa ada banyak pria yang kini mencoba untuk masuk kedalam hidupmu. Dan aku pun tahu bahwa itu semua terjadi karena kesalahan dan kebodohanku di masa lalu. Namun ada hal yang patut kau ketahui cintaku.

Ketika mereka baru sebatas menginginkanmu sebagai pacarnya, aku sudah memintamu untuk menjadi istriku, makmumku, ibu dari anak-anakku, menantu dari orang tuaku, ipar dari saudara-saudaraku. Ketika mereka baru sebatas ingin ditemani olehmu di waktu luang dan jenuh mereka, aku sudah mengharap menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Ketika mereka mulai belajar memahamimu, aku sudah menjadikanmu bagian dari diriku dan kau telah menjadi segalanya untukku. Ketika mereka baru melihat senyum dan tawamu, aku sudah melewati tangis-tawa, jenuh-ceria, kecewa-puas, sedih-bahagia semua bersamamu. Ketika mereka masih sebatas sms, bbm, telpon dan berkata "Cepat sembuh, istirahat yang cukup, makan dan minum obat yang teratur", kala kau sakit, aku sudah menemani tiap kau terlelap, menyuapi makananmu, menyiapkan obat yang akan kau minum, membetulkan selimutmu saat terjatuh, hingga kau benar-benar kembali sehat.

Itu karena kau tercipta untukku dan aku terlahir untukmu. Aku memang tidak sempurna, karena kaulah yang menyempurnakanku. Aku adalah sebuah puzzle yang tidak selesai dan kehilangan satu kepingan, kaulah kepingan yang hilang itu.

Suatu saat nanti kau akan mengerti bahwa cintaku tulus dan takkan berakhir. Bahwa aku selalu memaafkan, menerima dan selalu disisimu dalam sehat atau sakitmu, dalam bahagia atau sedihmu, dalam ramai dan sepimu, dalam tenang dan gundahmu, dalam tegar atau rapuhmu. Bahwa aku tetap bertahan dengan jutaan cinta dan kesabaran. Bahwa aku akan menjagamu dengan kasih dan kelembutan. Bahwa kau tak akan pernah sendiri, karena aku akan selalu siap di sini untukmu. Bahwa aku akan melakukan segalanya untukmu. Bahwa kau telah menjadi segalanya bagiku. Bahwa aku takkan lagi menyakitimu dan akan menjagamu sepenuh hidup dan jiwaku. Bahwa bahagiamu di atas segalanya untukku. Bahwa cintaku bukan hanya sekedar kata-kata. Bahwa cintaku itu nyata. Bahwa cintaku karena Allah.

Aku memang mencintaimu karena Allah. Karena Allah masih menjaga api cinta ini tetap berkobar dalam hatiku. Namun aku hanyalah seorang manusia. Aku takkan lancang mendahului takdir Allah. Entah cinta ini akan berbalas atau justru padam. Biarkanlah Allah dan waktu-Nya yang menentukan. Namun selama api cinta ini berkobar, aku akan tetap menjaganya suci dan memperjuangkannya. Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik.

Aku akan berserah diri pada Allah. Entah kau kembali atau justru pergi. Atau cintaku berbalas atau justru padam dan menghilang. Atau bahkan keyakinan ini bertambah dan menjadikanku untuk memperjuangkannya lebih baik lagi atau justru pudar karena lelahnya penantian. Namun Allah tahu, aku berniat baik. Mengusahakannya dengan jalan yang insyaallah juga baik, maka biar Allah yang memberikan jawaban.

Maafkan aku. Maafkan aku yang penuh dengan kekurangan. Maafkan aku yang terlalu mencintaimu. Maafkan aku yang terlalu menginginkanmu. Maafkan aku yang terlalu berharap. Maafkan aku yang terlalu bermimpi. Maafkan aku yang menjadikan kamu segalanya untukku. Maafkan aku ya ci.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun