Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Suara Hati Saat Bencana

26 Februari 2012   16:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:02 60 0
Awan hitam mengarak hujan

Mengintari alam sepanjang malam

Hawa panas meremukan tulang

Gemuruh yang ada menggidikan bulu roma

Melumat habis kehidupan yang terhampar

Aku seperti tak terusik oleh semuanya

Kilatan cahaya bersahut-sahutan di cakrawala

Membidik setiap sudut ruang hidup

Gelombang disamudera menghantam tanpa ampun

Teriakan histeris hilang tak berbekas

Yang tersisa hanya puing-puing kehidupan

Aku masih juga tak terusik

Bencana itu telah membungkam senyum

Membungkam kegembiraan

Membungkam ketakutan

Membungkam harapan

Membungkam mimpi-mimpi

Tragedi itu telah merubah segalanya

Menjadikan kesedihan panjang

Menjadikan keberanian tanpa batas

Menjadikan keputusasaan

Menjadikan kehilangan kepercayaan

Kehidupan tersisa tak lagi perduli

Awan akan terus hitam atau putih

Malam tak lagi berganti pagi

Dingin terus ada tanpa kehangatan

Suara menyeramkan atau menghibur

Gemercik berubah gelombang

Yang tersisa seperti hidup tanpa nyawa

Berjalan menelusuri waktu tanpa arah

Pandangan menembus ruang kosong

Jiwa kadang beku dan kadang terbakar

Menikmati ketakutan & aroma bangakai

Yang tersisa telah menjadi mayat hidup

Kapan engkau menghentikan amarah &  merongrong jiwa2 yang tenang dan tak berdosa duhai Ibu Pertiwi

by. SDM 2010

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun