Euforia sepak bola sepertinya bisa sedikit menurunkan tensi suhu politik. Berita tentang partisipasi dan mobilisasi selang-seling menggerakkan dukung-mendukung ke-2 pasangan capres/cawapres rasanya sudah menyesakkan otak anak bangsa ini. Sayangnya masih ada saja yang memanfaatkan ‘hiburan’ sepak bola sebagai kampanye politik, sah-sah saja sih, toh sampai dengan sejauh ini preferensi pilihan masyarakat atas ke-2 pasanganan sudah 85% ‘padat’ tidak lagi ‘cair’, sulit untuk dirubah secara signifikan, kecuali dengan serangan fajar. Atau memanipulasi data pilpres via IT KPU.