Salah satu dampak positif dari pertumbuhan e-commerce adalah peningkatan akses bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Sebelumnya, banyak UKM kesulitan menjangkau pasar yang lebih luas karena keterbatasan lokasi fisik dan sumber daya. Namun, dengan adanya platform e-commerce, mereka kini dapat menjual produk mereka secara online, menjangkau konsumen di seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
Dengan memanfaatkan platform online, mereka dapat memasarkan produk mereka tanpa harus memiliki toko fisik yang mungkin membutuhkan modal lebih besar. Ini memberikan kesempatan bagi pengusaha kecil untuk bersaing dengan merek besar, asalkan mereka mampu menawarkan produk yang berkualitas dan strategi pemasaran yang tepat. Di sisi lain, pertumbuhan e-commerce juga menciptakan tantangan baru.
Persaingan yang semakin ketat di dunia maya memaksa pelaku UKM untuk berinovasi dan beradaptasi dengan cepat. Mereka harus menguasai teknologi, memahami tren konsumen, dan memiliki strategi pemasaran digital yang efektif. Namun, tidak semua pelaku UKM memiliki sumber daya atau keterampilan yang diperlukan untuk bertransformasi ke dunia digital, sehingga mereka mungkin tertinggal.
Selain itu, e-commerce juga meningkatkan efisiensi rantai pasok. Dengan sistem pemesanan online, pelaku usaha dapat lebih mudah mengelola inventaris dan mengurangi biaya operasional. Namun, hal ini juga berarti bahwa mereka harus memperhatikan aspek logistik dan distribusi, yang bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama di daerah terpencil. Penting juga untuk menyoroti dampak sosial dari pertumbuhan e-commerce.
Masyarakat semakin terbiasa berbelanja secara online, yang dapat mengubah pola konsumsi. Namun, ini juga dapat mengakibatkan penurunan dalam interaksi sosial tradisional yang terjadi saat berbelanja di toko fisik. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk menciptakan keseimbangan antara belanja online dan offline agar tetap memperkuat komunitas lokal.