Walaupun sudah ada usaha untuk melakukan sosialisasi mengenai vaksin Covid-19 kepada warga Badui, hasilnya tetaplah nihil. Menurut beberapa sumber, masyarakat Suku Badui ini tetap menolak akibat kematian istri dari tokoh adat pascavaksinasi. Ditambah lagi, beredarnya berita hoaks membuat mereka semakin menolak adanya vaksinasi. Hal ini merupakan tantangan yang cukup sulit bagi pemerintah setempat.
Dengan munculnya kasus seperti ini, perlu adanya komunikasi yang baik antara pemerintah dan warga Suku Badui. Tentunya, dalam berkomunikasi ini perlu adanya strategi di dalamnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi kepada tetua adat atau orang yang dipercayai oleh masyarakat adat Suku Badui. Para masyarakat adat biasanya lebih percaya apa yang dikatakan oleh tetua adat mereka.
Selain itu, adanya pendekatan secara budaya juga diperlukan. Kita harus pelan-pelan mengedukasi mengenai pentingnya vaksin melalui budaya mereka. Caranya dengan mempelajari budaya mereka disusul dengan pelan-pelan memberikan edukasi terkait vaksin Covid-19. Usaha termasuk bentuk menghormati budaya sekaligus intervensi pengobatan modern.
Kita tahu bahwa masyarakat suku pedalaman sangat menjaga budaya mereka. Mereka khawatir dengan masuknya budaya modern akan menghilangkan budaya asli mereka. Namun, di sisi lain, kita tetap perlu mengikuti kemajuan teknologi demi keberlangsungan hidup di masa kini dan masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi dan komunikasi efektif secara mendalam terkait perkembangan teknologi, khususnya di bidang kesehatan terhadap masyarakat adat.