Tak perlu saya sebut ini Jumat keramat atau menunggu Kamis nan puitis kembali seminggu lagi hanya untuk menulismu: fiksi. Dulu kau pernah tampak sangat nyata, bersemangat dan sabar. Setidaknya dari balik kacamata seorang gadis yang mengejar mimpinya seperti saya ini. Kamu adalah senyata-nyatanya rekata bermandi cahaya sebelum memilih pergi dan jadi fiksi.