: Tigabelas kali mentari terbit dari timur menitipkan harap pada pagi dan terik pada siang musim kemarau, tigabelas kali matahari kembali tenggelam di barat peraduan senja merah nan ranum, tigabelas hari pula kamu masih menjaga nyala api itu: semangat dalam tunggu yang telah mengkeristal menjadi sabar di dini hari ke tigabelas. Sementara kunci rumahmu belum dikembalikan sang waktu.
KEMBALI KE ARTIKEL