Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Obral Air Mata dalam Berita; Sebuah Kegagalan Jurnalisme Empati

19 Agustus 2015   16:06 Diperbarui: 19 Agustus 2015   17:24 140 8
: Bencana dan musibah selalu menimbulkan air mata sekaligus mempunyai nilai berita. Barangkali media bermaksud menggalang jurnalisme empati namun yang terlihat adalah jurnalisme nafsu. Nafsu untuk mengabadikan air mata terkadang lebih besar dari tugas suci untuk memberitakan sebuah pristiwa. Ada berbagai pertimbangan mengapa jurnalisme televisi Indonesia terkesan suka mengobral 'berita air mata' salah satunya rating. Karakter penonton Indonesia yang mudah berempati dan tersentuh oleh berita-berita yang "menggetarkan" inilah yang dimanfaatkan dengan jeli oleh stasiun televisi Indonesia untuk selalu menyisipkan air mata dalam paket-paket berita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun