Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Pengalaman Mengurusi Nenek- nenek Kesasar

15 Februari 2015   03:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:10 86 1
Ceritanya saya naik Bus Trans Jakarta dari Halte Pasar Genjing mau ke Lebak Bulus, saya ambil arah Dukuh Atas dengan niatan mau transit di Harmoni atau langsung naik APTB ke Lebak Bulus dari halte Dukuh Atas. Di halte Dukuh Atas yang notabene halte pemberhentian terakhir untuk bus TJ koridor 4, semua penumpang turun, tapi si oma satu ini diam aja duduk di tempatnya sampe semua penumpang turun, saya tegur, "Turun disini Oma, busnya sudah habis sampai sini aja." Kata saya, terus si Oma tanya, "kalau mau ke Sarinah gimana?"

Transit lagi naik ke atas, ikutin jalan, Oma",kata saya.

Melihat beliau yang sudah uzur dan jalannya bungkuk, saya gandenglah beliau buat ikut naik ke atas bareng saya, kasian ngeliatnya kecapean menyusuri jalan dari Halte Dukuh atas 2 ke Dukuh atas 1 yang lumayan panjang. Beberapa kali saya bertanya "Oma capek, kalau capek kita berenti dulu?" Dijawabnya dengan anggukan.

Sampai di Dukuh Atas, 1, saya putuskan buat naik TJ arah Kota, sekalian bareng sama nenek itu, ketika di dalam bus, saya tanya si Oma itu mau apa ke Sarinah? Dijawabnya mau ke gereja, ya sudahlah saya anter saja Si Oma itu sampai halte Sarinah, kasian, nanti biar saya naik TJ lagi, Pikir saya.

Sampai di halte Sarinah, saya tanya, "Oma ini sudah sampai halte Sarinah, oma gereja nya di mana?

"Di Pulo Mas" Jawabnya.

Ha!

Pulo Mas kan bukan daerah Sarinah pikir Saya, terus saya jelasin kalau Pulo Mas itu bukan daerah Sarinah, Kalau mau ke Pulo Mas harus naik TJ lagi dan turun di halte Pramuka BPKP. Jauh banget dari sarinah, Kata Saya. Saya tanya lagi gerejanya di Pulo Mas namanya gereja apa? Dia jawab dia lupa. Pokonya di Pulo Mas.

Waduh!

Saya bingung. Ini orang kesasar batin saya, tadinya saya mau cari kantor polisi terdekat, mau nganterin si Oma itu ke kantor Polisi aja, tapi saya pikir ribet kayaknya kalau harus urusan sama polisi, saya takut disangka yang macam-macam.

Akhirnya saya ajaklah si oma itu duduk dulu di halte Sarinah tiba-tiba si Oma bilang mau naik taksi aja ke Pulo Mas Saya tanya "Pulo Mas nya mana?" Dijawabnya Gereja, "Gereja apa?" Dia bilang pokoknya di Pulo Mas. Saya tanya, "Oma ada uang buat naik taksi?" Dia jawab ada. Sebenarnya saya ragu meninggalkan si Oma naik taksi sendirian, tapi saya juga takut diapa-apain di dalam taksi kalau saya ikut. Tahu sendiri-lah orang ga kenal, di kota besar seperti Jakarta huhu.

Ya sudah, akhirnya saya gandeng aja si Oma keluar dari halte Sarinah, saya panggilin taksi Burung Biru, Saya bilang sama Supirnya, "Titip anterin nenek ini ke gereja di Pulo Mas, si supir juga tanya nama gerejanya, saya jawab:

"Coba tanya Oma." Saya catat plat nomer, nama dan No Hp supir taksi itu.

Saya pun balik lagi ke halte Sarinah, naik TJ lagi ke Harmoni.

Selang 4 jam kemudian saya telpon itu supir taksi, nanyain soal nenek tadi, eh saya dimarahi si supir taksi karena nelantarin nenek itu sendirian. Saya jelasin kalau saya bukan siapa-siapanya, kalau dia memang jalan sendirian, saya ketemu di halte.

Rupanya si Supir taksi itu cerita, kalau si Oma lupa nama gereja-nya, dicari keliling pulo Mas 2 jam ga nemu-nemu; tadinya supir taksi itu mau turunin si Oma di GKI Polo Mas, tapi takut salah gereja, si oma akhirnya disuruh menelpon rumah atau keluarganya, ternyata dia ga punya HP Waduh!

Akhirmya inisiatif si supir taksi, minta KTP si nenek dan nganterin Oma itu ke alamat yang ada di KTP- nya.

Waduh!

Untung Oma itu bawa KTP,untung masih bener itu alamat rumahnya.

Tapi dirumahnya ga ada orang si supir taksi cerita, Oma itu bawa uang kurang dari harga argo, akhirnya kekurangan uang itu dibayari sama tetangga si Oma.

Waduh! Untung ketemu supir taksi yang baik :( saya mikir ko ada ya orang yang tega ngebiarin oma yang sudah uzur pergi-pergi sendiri, tanpa Ponsel pula. :(

Hikmah yang saya dapat dari pengalaman ketemu oma yang nyasar tadi:

1. Kalau orang sudah tua usahakan kalau jalan jauh harus ada yang mendampingi;

2. Bekali orang tua dengan ponsel atau gadget biar gampang dihubungi;

3 Kalau kemana-mana usahakan bawa kartu identitas yang lengkap;

4. Sesibuk apapun kita jadi anak, Sempet-sempetin deh jalan sama orang tua, jangan nelantarin orang tua, kasian.

Udah gitu aja, cuma sekedar sharing, saya senang nenek itu sudah aman, selamat sampai rumahnya, meski mungkin ga jadi ke gereja. Semoga kalau lain kali beliau pergi-pergi bisa

diantar sama keluarganya.

Salam Kompasiana!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun