Namun, menjadi ironi ketika klarifikasinya justru membela diri dengan mengatakan: "Sombong kepada orang yang sombong, shodakoh. Allahuakbar!!" Ia seolah tak tahu dan tak tahu kalau dirinya tak tahu. Tak ada celah yang dapat melegitimasi kata-katanya itu, apapun alasannya. Terlebih UAS adalah seorang ustaz yang disebutkan dalam hadis sebagai "pewaris para nabi". Dalam hadis riwayat Abu Dawud dikisahkan bahwa suatu hari Sayyidah Aisyah pernah berkata, "Aku pernah berkata kepada Nabi: Shofiyah pendek" Maka Nabi bersabda, "Sungguh telah kau ucapkan suatu kalimat yang jika kalimat tersebut dimasukkan ke air laut, niscaya akan mengubahnya (karena dahsyatnya dampak buruknya)" "Pendek" jelas setara dengan "pesek". Bisa jadi ia fakta, namun Nabi melarangnya lantaran dahsyatnya dampak buruknya pada objeknya: sakit hati, dan lain-lain. Terlebih UAS masih menambahkan kata "jelek", yang itu merupakan kategori estetis (keindahan), plus "buruk", yang itu masuk kategori etis. Apakah pesek berarti jelek atau apalagi buruk? Tentu tidak! Di Amerika Serikat, Iran, dan Brasil, masyarakatnya berbondong-bondong untuk mengoperasi hidungnya agar mungil.
Lalu, terkait klarifikasi tersebut, penting untuk dijelaskan bahwa, sebagaimana disebutkan UAS dalam video klarifikasinya, kata-kata tersebut bukanlah hadis, melainkan perkataan Imam Syafi'i. Di sisi lain, ada begitu banyak ayat dan hadis yang mengutuk orang-orang yang sombong. Selain beberapa ayat, dalam satu ayat yakni QS. Al-Baqarah: 34, ditegaskan bahwa sombong adalah perilaku iblis dan disebut Ibnu Katsir dalam tafsirnya atas ayat tersebut sebagai dosa pertama iblis. Dalam banyak hadis ditegaskan bahwa orang-orang yang sombong takkan masuk surga. Bahkan, dalam hadis qudsi disebutkan bahwa Allah akan membinasakan orang-orang yang sombong karena ia memakai "pakaian"-Nya, yakni sifat sombong tersebut.
"Keagungan adalah selimut-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku, barang siapa menentang-Ku dalam keduanya, maka akan Kubinasan dia." (HR Hakim)