Mengapa virus Corona dari persoalan kesehatan/medis berubah menjadi persoalan teologi? Apakah kita benar-benar sedang menghadapi persoalan teologi? Apakah dengan menyebarnya virus Corona di 200 negara yang merujuk data real time Global Cases by the CSSE at John Hopkins University, tercatat ada 785.709 orang di dunia terinfeksi, lebih dari 37 ribu meninggal hingga selasa (31 Maret 2020) pagi menandakan bahwa keyakinan tentang Tuhan hanya dongeng dan omong kosong dan sekaligus membuktikan kelemahan dan ketidakberdayaan-Nya bagi yang tetap mempercayai-Nya?
KEMBALI KE ARTIKEL