“Hahaha...” tertawa teman sekelasku yang baru, di jenjang pendidikan baru, kota baru, pulau baru dan bahasa baru. Ya, UIN Maliki Malang, tempatku menyebut diriku Coqhy sebagai nama panggilanku yang membuat orang-orang geli mendengarnya. “Dia dari Sulawesi atau Nusa Tenggara sih?”, tanya salah seorang wanita di pojok depan kelas, meembuatku semakin semangat untuk membuktikan kepada orang-orang bahwa ku datang ke daerah orang dengan identitas yang tidak jelas, karena dengan diketahuinya identitasku yang sebenarnya akan membuat orang lain benci ataupun sebaliknya, biarlah orang lain menilai tidak dari apa yang mereka dengar tapi dari apa yang lihat. Sehingga inilah yang mengawali kepura-puraanku yang hanya pura-pura.