Jalanan gersang ini membakar telapak kakiku. Musim panas tidak lebih baik dari musim dingin. Penduduk bepergian meninggalkan kota, membuat kota ini sepi. Aku hanya bisa makan sekali sehari, bergantung pada sepotong roti dari toko seberang. Toko yang menjual manisan dan beberapa jenis roti. Setiap malam aku ke sana, membeli makanan sisa yang lebih murah. Kadang-kadang kehabisan karena persaingan yang ketat antara anak-anak bernasib malang sepertiku.
KEMBALI KE ARTIKEL