Aku terbangun tengah malam. Tenggorokanku kering. Samar-samar kudengar suara tangisan wanita. Mamak menangis lagi. Ia akan terus menangis hingga nanti subuh dan saat pagi tiba akan berpura-pura seolah tidak ada yang terjadi. Suaraku tercekat, sungguh menyakitkan, sandiwara ini. Saling berpura-pura bahwa semuanya akan baik-baik saja. Pak, apa Bapak masih ada di sana? Apa Bapak sungguh tak akan kembali? Tangisan Mamak semakin lama semakin membunuhku. Aku tidak tahan berpura-pura.
KEMBALI KE ARTIKEL