Menurut perkembangannya, Pangkalanbun sebelumnya dikenal sebagai Pangkalanbuun dan merupakan pelabuhan ("pangkalan") di tepi Sungai Buun. Kota ini merupakan tempat kedudukan raja/pangeran Kerajaan Kotawaringin, setelah istana di Kotawaringin Lama ditinggalkan pada tahun 1841. Istana di Pangkalanbun biasa dikenal sebagai Istana Kuning.
Pada perkembangan moderen ini, Pangkalanbun telah menjadi hub bagi berbagai perusahaan perkebunan dan silvikultur yang banyak memiliki lahan usaha di sekitar kota ini.
Hubungan darat yang melalui kota ini adalah Jalan Trans Kalimantan, sehingga Pangkalanbun telah terhubung ke Sampit, Ketapang, dan Kota Pontianak. Akses laut bisa dilalui dengan pelabuhan di Kumai yang melayani jurusan Semarang dan Surabaya. Bandara Iskandar menjadi gerbang akses udara yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo, Ketapang, Sampit, Palangkaraya, Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan. Per tahun 2012 ada empat perusahaan penerbangan yang melayani rute-rute ini.
Di bidang kesehatan, terdapat RSUD yang dikelola pemda Kotawaringin barat bernama RSUD Imanudin. RSUD ini adalah RSUD tipe C, jika di Probolinggo setara dengan RSUD Waluyo Jati di Kraksaan, kota kecamatan di Probolinggo. Namun sebelum tragedi air asia, jangan membandingkan fasilitas RSUD di pangkalanbun ini dengan RSUD di kraksaan, jauh.
Namun semua disulap dalam hanya 4 hari saja. Sejak penemuan jenazah korban Air Asia, pangkalanbun menjadi mendunia dan mau tidak mau, RSUD Imanudin harus menyediakan fasilitas yang bagi sebagian orang geleng-geleng kepala.
Seperti disyaratkan oleh DVI, RSUD imanudin harus menyediakan fasilitas lemari pendingin jenazah. Di sebuah kota kecil di kalimantan tengah mana ada yang jual ? Bupati tak kekurangan akal, langsung gerak cepat dan beruntung mendapat pinjaman dari salah satu perusahaan swasta di Surabaya.
Permasalahan lemari pendingin teratasi muncul lagi masalah baru. Jenazah butuh peti mati yang layak, dan kota kecil seperti pangkalanbun tidak seperti kota besar yang banyak perusahaan pembuat peti jenazah. Bupati tak kurang akal dan langsung mengerahkan warga dan juga dari instansi di pemda kotawaringin barat. Jadilah dalam sehari semalam mereka bisa membuat 167 peti jenazah, sungguh prestasi yang bahkan akan membuat bandung bondowoso iri.
Lemari pendingin selesai, peti jenazah juga sudah siap. lalu bagaimana kondisi kamar mayat di RSUD Imanudin ? tidak kekurangan akal juga, tenda tenda seperti di posko DVI surabaya didirikan dan digunakan sebagai kamar mayat darurat. Tak hanya itu beberapa instansi pemda dan swasta juga menyumbangkan tenda gratis kepada tim relawan dan juga wartawan. RSUD yang biasanya sepi, kini mendunia
Lain cerita di RSUD Imanudin lain pula cerita bandara pangkalanbun. Bandara yang sehari hari hanya didarati KalStar dan Trigana ini mendadak menjadi bandara yang super sibuk. puluhan pesawat dan helikopter setiap hari lalu lalang terbang dan mendarat di bandara ini.
Beberapa hotel dan penginapan di pangkalanbun juga kejatuhan durian runtuh dari banyaknya awak media dan juga relawan yang bertugas di pangkalanbun. Semoga saja keramaian di pangkalanbun ini tidak hanya karena adanya tragedi air asia namun selepas tragedi ini, banyak obyek wisata di pangkalan bun yang tak kalah mempesona menjadi ramai oleh kunjungan wisatawan.