Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Soe Hok Gie Dimata Saya

14 April 2014   16:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 82 0

Pria sipit itu bernama Soe Hok Gie ( EYD; Su Hok Gi ) selanjutnya saya sebut Hok Gie, seorang peranakan China, dia bisa saya sebut minoritas dalam minoritas, minoritas pertama karena dia peranakan China dan minoritas kedua karena dia aktivis, tak seperti peranakan China kebanyakan yang jadi pedagang atau pengusaha namun dia memilih untuk jadi aktivis, dan dalam dunia aktivis dia tidak main-main, tidak tanggung tanggung, dia jujur dan konsisten tentang apa yang diperjuangkannya, idealismenya tumbuh dari Ideologi kemanusiaan dan persaudaraan. dalam memberikan opini politik dan beragitasi dia bertahan dengan konsep-konsep Ideologi tersebut tanpa kompromi, sering kali dia tunjuk hidung dalam berbagai artikelnya di media masa atau dicatatan hariannya, dan untuk hal ini dia pernah dapat surat kaleng yang berbunyi “diam kau cina, pulang kau ke negerimu” juga ketika dia sedang berjalan santai di trotar ada yang melempar pesan dari arah mobil yang berbunyi “jangan jalan di malam hari jangan pulang sendirian” dan dia juga pernah bercerita kepada temannya bahwa dia merasa ada yang membuntutinya. tapi olehnya ancaman dan teror tadi dianggapnya angin lalu, dia tetap konsisten mengkritik hal-hal yang dianggapnya tidak benar, dari Pemerintah, Rektor UI, Dekan UI dan DMUI, juga teman-temannya yang dulu aktivis bersama-sama meruntuhkan rezim orde lama namun idealismenya telah terjual oleh penguasa orde baru tak luput dari kritiknya, dari sikapnya inilah dia semakin sendirian dan kesepian, untuk hal ini dia menulis dicatatan harianya “saya merasa saya semakin kesepian, tapi bagi saya lebih baik saya diasingkan daripada saya menyerah kepada kemunafikan”.( Catatann Seorang Demonstran )  tapi karena kebernian dan kejujurannya dia dikagumi banyak orang. termasuk diantara yang mengagumi Hok Gie adalah Soemitro Djojohadikoesumo ( EYD; Sumitro Joyohadikusumo ) ayah dari Prabowo Subianto, Pramoediya Ananta Toer ( EYD; Pramudiya Ananta Tur ), Harsja W Bachtiar ( EYD; Harsya W Bakhtiar ), Jacob Oetama ( EYD; Jakob Utama ) dan Awjong Peng Koen ( EYD; Aujong Peng Kun ) dua nama terakhir adalah pendiri Harian Kompas, dll ( termasuk saya ).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun