Pemandangan umum yang dapat kita lihat di Jakarta ada banyak, mulai dari macet, gelandangan, pengemis, pedagang kaki lima, pedagang asongan, dll. Anak muda tanggung berumur belasan tahun, bertopi lusuh, dan berkaos parpol luntur yang ia dapat entah pemilu kapan.Pernahkah kita berpikir beratnya membawa kotak asongan itu sepanjang hari dengan resiko barang dagangan rusak terkena hujan, ada orang yang tidak bayar, dipalak preman, sementara pejabat kita dengan acuhnya hanya membuat proses pengadilan negeri ini carut marut, kacau, dan berbau busuk politik bawah tangan?