Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Kata dan Makna (2)

16 Januari 2014   13:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 5 0
Kata dan makna termasuk tema yang menarik dan mendasar dalam disiplin ilmu apa pun. Dalam hukum misalnya, orang bisa dipenjara atau bebas karena kasus yang sama dan akibat pasal yang sama. Pasa-pasal yang berupa susunan kata, namun maknanya tidak jarang seperti karet yang bisa ditarik sesuai selera, banyaknya duit, tendensi politis atau kekuasaan.
Satu kata saja, jika ditinjau maknanya akan melahirkan beragam sudut pandang. Pena jika dimaknai sesuai kelahiran katanya, yaitu alat untuk menulis, maka mencakup seluruh sisinya, seperti tintanya, batangannya, penutupnya, casingnya dll. Kata dalam hal ini mengidentifikasikan makna yang sesuai (Muthobiq).

Tuhan, jika dilacak makna awalnya misalnya mendapatkan makna sebagai Realitas Yang Maha Sempurna, kemudian dipersepsi oleh manusia dengan beragam cara pandang. Segala kesempurnaan melekat hanya pada-Nya, sedemikian sehingga diri-Nya "satu-satunya" yang layak merepresentasikan kata "Tuhan" dgn segala warna bahasa yang sepadan dengannya.

Dari identifikasi yang sesuai turun 2 cabang perspektif. Seperti "Pena anda kuning" yang menunjukkan hanya "casing pena" bukan keseluruhan makna. Atau "Tuhan pemberi kehidupan bagi makhluk-Nya" menunjukkan Tuhan dari sisi tindakan-Nya bukan makna seutuhnya. Hubungan kata dan makna ini disebut identifikasi kandungan atau implikasi. Dalam arti, adanya makna "pemberi kehidupan" pada Tuhan, merupakan implikasi niscaya dari makna asalnya: Realitas yang Maha Sempurna.

Hubungan selanjutnya disebut identik. Makna dalam hal ini tidak mewakili makna asal dan makna bagian dari kata, namun hanya hubungan asosiasi antara makna asal dan makna identik. Seperti "uang adalah Tuhan" atau "laki-laki adalah pena dan perempuan adalah lembarannya". Beberapa makna kesempurnaan Tuhan seperti "sumber kebahagiaan" dilekatkan pada uang dlm konteks tertentu yang memiliki makna asal berbeda dari Tuhan.

Hubungan pena dan kertas dalam dunia tasawuf kadang digambarkan sebagai representatif hubungan laki-laki dan perempuan yang saling melengkapi dalam mewujudkan kesempurnaan. Meskipun pena dari makna asal dan bagian sangat berbeda dengan laki-laki, namun beberapa makna pena bisa diasosiasikan ke laki-laki dalam konteks tertentu. Seperti, pena yang memiliki kualitas tinta emas akan menghasilkan tulisan emas yang tentunya didukung oleh kertasnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun