Datang hari Senin, mengeluh harus kerja harus ini dan itu. Kemarin Minggu pun mengeluh, badan capek tidak bisa ke mana-mana. Sabtu lalu pun masih mengeluh, karena cuaca panas banget. Sudah pasti, besok ada lagi yang dikeluhkan? Selalu mengeluh dan mengeluh.
Ada masalah mengeluh, dikasih tantangan mengeluh. Kerja mengeluh, tidak kerja lebih berat lagi keluhannya. Punya uang mengeluh, tidak punya uang lebih mengeluh lagi. Entah, maunya apa orang-orang yang gemar mengeluh?
Mengeluh, memang wajar dan sangat manusiawi. Tapi bila terlalu banyak mengeluh juga masalah. Segala rupa dikeluhkan. Untuk apa coba? Mengeluh, hanya membuat kita fokus pada hal-hal yang negatif. Mengeluh juga tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Lebih baik kita fokus pada solusi dan berusaha untuk mengatasi masalah yang dihadapi, apapun alasannya.
"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah". Sebuah pesan sederhana, untuk apa banyak mengeluh? Jangan biarkan rasa iri terhadap orang lain jadi bahan keluhan. Jangan pula segala keadaan yang tidak enak jadi alasan untuk berkeluh kesah. Hingga akhirnya lupa untuk bersyukur, untuk mensyukuri apa yang ada dan dimiliki.
Jangan banyak mengeluh. Begitulah prinsip yang dijunjung tinggi keluarga besar TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Datang membaca buku, didampingi relawan. Berkegiatan 6 hari dalam seminggu di taman bacaan, tanpa ada bayaran tanpa pamrih. Mengajar kaum buta huruf, bahkan keliling kampung dengan motor baca keliling hanya untuk sediakan akses bacaan. Semuanya dikerjakan sepenuh hati, tanpa keluhan.