Sebuah magnet dunia ada di sini. Tanpa banyak bicara, tanpa ada kesombongan. Semuanya hanya membuktikan pengabdian dan kehambaan kepada-Nya. Sebagai pengingat diri, bahwa manusia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa tanpa Allah. Apa masih berani kita memungkirinya?
Belajar dari umroh atau haji, kenapa tempat seperti Masjid Nabawi atau Masjidil Haram selalu sibuk tiap waktu. Urusannya tidak lagi dunia. Tapi urusan akhirat, urusan ritual kepada Sang Pencipta sambil menyanjung Rasulullah SAW sang kekasih Allah. Saat berada di tempat, ada sebuah ajakan. Untuk menyeimbangkan urusan dunia - akhirat. Seimbang jasmani dan rohani, seimbang yang baik-baik. Seimbang antara mencari dan memberi.