"People of the future may suffer not from an absence of choice but from a paralysing surfeit of it: overchoice." Begitu kata buku Future Shock karya Alvin Toffler, buku terbitan 50 tahun lampau yang masih relevan. Prediksi Toffler tentang orang bingung kebanyakan pilihan kian menjadi kenyataan.
Orang-orang sekarang, boleh jadi menderita atau merana bukan karena tidak punya pilihan. Melainkan justru "lumpuh" akibat dilema pada dirinya sendiri, kebanyakan pilihan. Dulu zaman saya kecil, tontonan TV hanya ada Si Unyil. Tapi hari ini, kasihan anak-anak kecil begitu banyak pilihan tontonan TV. Mau gratis atau berbayar, jumlahnya puluhan. Dari kecil saja sudah bingung.
Overchoice, terlalu banyak pilihan. Itulah penyakit yang mengidap di banyak orang. Jadi bingung, mau pilih yang mana? Cari tempat nongkrong bingung, mau bergaul sama siapa bingung, bahkan mau makan apa saja masih bingung. Overchoice ternyata tidak selamanya baik dan mudah. Terkadang, justru bikin bingung dan menderita. Dan akhirnya banyak waktu terbuang sia-sia. Itulah yang disebut sebagai dilema oleh Toffler.