Belajar dari kondisi ini, saya hanya mau bilang. Pada akhirnya, buku-buku itu akan "menemukan" pembacanya sendiri. Di TBM, selalu ada anak-anak yang pantang menyerah dan berjiwa spartan untuk selalu membaca buku. Spartan itu sifat pejuang karena tekadnya yang kita. Seperti jiwa corsa di tentara. Siapapun yang Spartan, pasti pribadinya selalu bersikap optimis, percaya pada kemampuan dirinya, dan berani mengambil tindakan dalam kondisi apapun. Dan saya percaya, 10 atau 20 tahun mendatang, anak-anak model begini akan menemukan jalan "berkah dan suksesnya" sendiri. Karena apapun di dunia ini, pasti sesuai dengan niat dan ikhtiar yang dilakukan. Yang rajin pasti berubah manis atas kerajinannya, begitu pula sebaliknya.
Terus terang, saya sih bersyukur dan bangga pada anak-anak yang mau membaca buku di tengah tantangan yang berat. Zaman digital dan medsos gitu lho. Mendingan nonton atau nongkrong daripada baca buku. Tapi buat anak-anak yang "ngotot" membaca, Â hujan, cuaca gelap, atau apapun hanya dilihat sebagai jalan perjuangan. Tidak akan mengubah data juang dan tekad untuk membaca buku di taman bacaan.