Pegiat literasi dan siapapun harus tahu. Bahwa semua aktivitas yang ada di taman bacaan itu perbuatan baik. Otomatis, pikiran dan sikap di taman bacaan pun harus baik. Makanya disebut sebagai praktik baik literasi. Bahkan, tidak sedikit orang yang menjadikan taman bacaan sebagai ladang amal. Untuk berbakti dan mengabdi, ber-CSR, atau sekadar datang untuk menyaksikan anak-anak yang membaca dan aktivitas literasi.
Jadi, siapapun yang di taman bacaan. Harus berani untuk mempublikasikan kegiatannya. Aktivitas membaca buku, berantas buta aksara, belajar calistung, sedekah, donasi buku, bahkan motor baca keliling. Kabarkan saja ke media sosial atau media online. Sebagai tanda "tidak mati surinya" gerakan literasi dan aktivitas taman bacaan. Lagi pula, siapa lagi yang mau mempromosikan perbuatan baik di taman bacaan kalau bukan pengelolanya?
Terus ada yang bertanya, apa nggak riya' alias pamer memposting kebaikan di taman bacaan?
Saya langsung jawab sekarang. Sama sekali tidak riya. Karena tidak semua yang memposting kebaikan itu riya'. Justru untuk edukasi dan memberi tahu publik. Bahwa masih ada kegiatan sosial dan kebaikan yang bisa dilakukan sekalipun hanya aktivitas membaca di taman bacaan. Daripada berlomba-lomba bergaya hidup atau pamer handphone ya lebih baik berkiprah di taman bacaan. Niatkan saja semua aktivitas kebaikan di taman bacaan untuk menggapai ridho-Nya, di samping menebar manfaat kepada sesama.