Pikiran itu bisa baik bisa jahat. Pikiran pula yang menjadi dasar mengambil tindakan. Kenapa Anda melakukan sesuatu? Karena pikiran yang menyuruhnya. Memang benar, pikiran bukan hanya menggambarkan suasana hati. Tapi juga memerintah apa yang harus dilakukan.
Pikiran positif, pasti akan memberikan ketenangan dalam jiwa. Sebaliknya, pikiran negatif pasti membawa pada kekacauan dan keburukan. Jadi tinggal pilih, mau berpikir positif atau negatif? Itulah mengapa, siapapun menata pikiran. Agar tetap positif dan produktif. Pikiran yang tidak ditata dan tidak dibiasakan baik, pasti akan menjadi "musuh" bagi diri sendiri.
Di pikiran seorang pegiat literasi. Kehidupan itu bagaikan "ladang". Jika tidak menanaminya dengan baik, maka yang akan tumbuh adalah ilalang. Sebaliknya "ladang" kehidupan yang ditanami dengan "pikiran buruk", maka hal-hal buruklah yang tumbuh. Jadi, kita mau menanam yang baik atau buruk?
Begitulah pikiran manusia bekerja. Dalam keseharian, pikiran apa yang mau ditanamkan? Pikirannya baik, maka tindakannya pun baik. Berbuat baik, bersedekah atau minimal melemparkan senyum. Tapi bila pikirannya buruk, maka jadi sebab munculnya tindakan yang jahat. Bergibah, menebar aib, bahkan mengambil yang bukan menjadi haknya.
Â
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika tidak mengisi pikiran dengan hal yang positif, maka hal negatif akan menguasai pikiran kita. Saat kita berpikir jelek tentang apapun, maka kita akan menganggap semuanya jelek. Tapi jika kita berpikir yang baik, maka semuanya akan baik. Hidup menjadi lebih berharga, lebih bernilai. Bukan hidup yang diratapi lalu melemparkan kesalahan kepada orang lain. Itu semua karena pikiran.