Dari Wijilan, siapapun bisa belajar. Bahwa rezeki memang tidak akan pernah tertukar. Selain sudah sesuai porsinya, rezeki tiap orang sudah diatur Allah SWT. Jadi, tidak usah iri apalagi ingin merebut rezeki orang lain. Tidak akan mungkin terjadi.
Rezeki tiap orang, selain sudah dijamin juga tidak akan tertukar. Masih belum yakin? "Allah SWT menjamin rezeki yang seseorang bahkan sebelum ia lahir, sehingga tidak mungkin rezeki kita tertukar dengan orang lain karena rezeki tersebut telah Allah atur dari ribuan tahun sebelum kita lahir ke dunia (HR. Muslim).
Maka perjalanan rezeki tiap orang, pasti tidak bisa diduga apalagi dipaksakan. Bila sudah rezekinya pasti dapat. Bila bukan rezekinya, mau sekuat apapun tidak aka didapat. Tapi yang pasti, rezeki butuh niat, ikhtiar, dan doa. Ada spirit baik dan berkah pada tiap rezeki. Maka kita, hanya disuruh ikhtiar dan doa yang baik. Agar rezekinya yang didapat lebih berkah. Namanya rezeki, ada yang butuh waktu panjang. Tapi ada pula yang datang secepat kilat.
Literasi wijilan itu bicara rezeki yang tidak akan tertukar. Karena sejatinya, rezeki itu tahu alamat pemiliknya. "Rezeki tidak akan tertukar, Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya. (At Talaq:3).
Tukang gudeg di Wijilan itu saling berdempetan, bersebelahan. Tapi mereka tidak ada yang takut "kehilangan rezeki". Tidak pula berkompetisi sambil pasang orang di depan gerai. Sambil memanggil orang-orang untuk makan di gerai gudegnya. Tukang gudeg di Wijilan sadar betul, bahwa rezeki sudah ada yang atur. Tidak akan tertukar apalagi diambil orang.