Tapi lebih dari itu, taman bacaan pun bisa menjadi tempat pembelajaran akhlak atau adab. Karena akhlak sejatinya di atas ilmu pengetahuan. Untuk apa ilmunya tinggi bila tidak punya akhlak. Maka akhlak menjadi kata kunci majunya peradaban manusia atau suatu bangsa sekalipun.
Maka misi pembelajaran akhlak itulah yang diemban TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Setiap hari Minggu, selalu ada pelajaran akhlak yang diberikan ke 130-an pembaca aktif. Mulai dari mengucapkan salam, antre, cium tangan, bahkan sopan santun. Sebagai penguatan karakter dan mental yang baik di tengah dinamika kehidupan yang mulai mengabaikan akhlak. Selain sediakan akses bacaan, taman bacaan pun jadi sentra pembelajaran akhlak.
Kenapa akhlak? Karena hari ini banyak orang begitu antusias mengumbar aib atau mencari keburukan orang lain. ibadah ritualnya bagus. Tapi sayang akhlaknya tidak baik. Contohnya, orang-orang kepo yang mau tahu urusan orang lain. Atas nama kepedulian pengen tahu apa yang dilakukan dan terjadi pada orang lain. Orang-orang yang lupa. Bahwa Allah SWT sangat membenci 3 perkara dalam hidup, yaitu: 1) bergosip atau membahas sesuatu yang belum jelas, 2) banyak bertanya, dan 3) menyia-nyiakan harta (HR Bukhari Muslim).
Orang soleh itu rajin ibadah. Tapi belum tentu punya akhlak yang baik. Seperti anak kyai di Jombang yang mencabuli santriwati. Itu hanya contoh akhlak yang buruk, tentu masih banyak contoh lainnya. Ketika banyak orang "kehilangan peran" kebaikan di tengah masyarakat, maka taman bacaan harus mengusung pembelajaran akhlak. Untuk membangun generasi Ihsan. Generasi yang gemar berbuat baik. Berani untuk melakukan perbuatan yang baik dan mampu menahan diri dari dosa.