Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Pengelola Taman Bacaan Harus Kelar dengan Diri Sendiri, Betul Enggak?

21 Agustus 2021   18:10 Diperbarui: 21 Agustus 2021   18:11 112 2
Saat ditanya anak saya, "Abi, kenapa urus taman bacaan kan Abi sibuk. Ngajar, jadi konsultan dan aktif di dana pensiun lembaga keuangan?" Begitu tanya Farah, putri kesayangan saat pelesiran bareng ke Bandung hari ini.

Saya pun sedikit berpikir. Mencari jawaban yang pas. Lalu saya katakan, "Iya Nak, Abi urus Taman Bacaan Lentera Pustaka karena Abi sudah kelar dengan diri sendiri. Sudah tidak ada obsesi dunia yang Abi tuju. Selain menebar manfaat untuk orang lain yang membutuhkan kepedulian Abi" jawab saya panjang.

Putri saya pun mengangguk. Itu tanda dia puas dengan jawaban saya. Karena bila tidak, dia pasti bertanya lagi.

Maka penting, pengelola taman bacaan harus kelar dengan diri sendiri. Taman bacaan sifatnya sosial. Apalagi melibatkan anak-anak yang membaca. Tidak bisa diurus dengan cara-cara biasa. Harus lebih kreatif dan menarik. Agar taman bacaan dapat "bertahan hidup" untuk jangka waktu yang lama.

Bila kelar dengan diri sendiri. Taman bacaan pasti bisa diurus dengan penuh komitmen dan konsistensi. Karena kelar dengan diri sendiri, pengelolanya pun mampu menciptakan kebaikan dan aktivitas di taman bacaan. Agar tidak sepi, tidak mati suri.

Tapi sebaliknya. Bila pengelola taman bacaan belum kelar dengan dirinya sendiri. Apa yang terjadi? Maka taman bacaan pun akan dikelola dengan setengah hati. Rapuh dan mudah frustrasi. Atas segala masalah yang melingkupi taman bacaan. Terlalu banyak urusan personal yang belum kelar. Apalagi urusan taman bacaan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun