Hari ini jelang pilpres 2019, ada realitas bahasa di dunia politik yang terbelah; penuh sindiran, hujatan bahkan kebencian. Mulai dari capres-cawapres, koalisinya, dan pendukungnya semua menari di atas "panggung politik" hanya untuk satu tujuan, yaitu meraih kekuasaan. Kini teks politik dalam bentuk kata-kata dan kalimat terurai mengotori bahasa kita, bahasa di jagat media sosial. Â Komentarnya bernada miring, kata-katanya bermuatan negatif. Itulah sentimen bahasa politik. Akibat emosi yang berlebihan. Atau karena iri hati; alias tidak senang. Bentuk reaksinya menjadi penuh "sentimen".
KEMBALI KE ARTIKEL