Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Only a Cup of Respect

23 Maret 2013   16:48 Diperbarui: 12 Juli 2016   19:02 1113 1

Apa saja itu bisa terjadi pada siapapun. Entah baik, entah buruk. Memang hidup, silih berganti. Cuma sikap banyak orang yang "tidak pas" menanggapinya. Ada yang hilang?

 

Kita hanya butuh sikap respek; berusaha mengerti apa yang terjadi. Menaruh hormat atas apa yang terjadi. Itu saja cukup. Gak usah nambah-nambahin dan bikin makin gak jelas ya ....

 

HIDUP itu gak perlu perfect yang penting respect. Gak perlu sempurna yang penting bahagia.

 

Coba deh tanya pada diri sendiri. Apa utang kita yang paling besar pada keluarga atau orang lain?

Kalo boleh jujur, saya akan jawab: RESPEK, sebuah sikap untuk menghargai dan menghormati orang lain. Menaruh hormat pada apapun, siapapun.

 

Karena sekrang kita udah susah banget untuk RESPEK.

Respek terlalu mudah untuk diucapkan. Tapi sulit dilakukan. Banyak orang sudah gak mau respek satu sama lainnya. Saling mencari kesalahan, saling menjatuhkan, saling menghujat. Entah apa yang dituju?

RESPEK, sudah hampir hilang di dekat kita. Mungkin karena gengsi, ego, atau kesombongan kita.

 

Kamu sudah gak respek. Kamu susah banget untuk respek pada orang lain.

Mengapa masih ada permusuhan? Mengapa harus saling hujat? Mengapa kamu gak senang pada orang lain? Atau left dari grup WA/BBM? Hingga kamu gak peduli pada orang lain? Kenapa semua itu bisa terjadi.

 

Presiden sama mantan presiden saling sindir. Calon Gubernur saling mencaci-maki. Orang tua yang doyan membentak anak. Guru yang gak peduli pada muridnya. Kawan yang gak mau bertegur sapa. Orang yang tajassus, mencari-cari kesalahan orang lain. Lebih senang berprasangka buruk. Itulah yang sering terjadi saat ini. Itu artinya, sudah tidak ada lagi SIKAP RESPEK di antara kita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun