Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Para intelektual bangsa, jngan cuma punya ilmu ikut-ikutan.

13 Januari 2012   03:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:57 194 0

Ilmu ikut-ikutan atau dalam bahasa jawa di sebut; Anut grubyug, ora ngerti rembug, ini telah lahir ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu barangkali. Tetapi sampai sekarang masih tetap marak dan laris di pasaran masyarakat.Baik pasaran media, politik, dan budaya,. Contoh: Pada zaman Nabi Ibrahim mengahancurkan Berhala Namrud, walaupun Ibrahim berkata sejujur nya bahwa berhala itu tidak pantas di sebut Tuhan, tetapi sebagiaan besar penduduk tetap sepakat untk membakar Ibrahim. Karena patuh pada perintah Namrud. Walaupun sebagian besar dari mereka saat itu Cuma ikut-ikutan. Tidak mengerti masalah keTUhanan. Ketika zaman Musa juga seperti itu. Ketika Musa mengatakan bahwa diri nya mendapat kan tugas dari Tuhan untuk menggembalakan umat Israel, semua orang juga ramai-ramai mencemo,oh karena masih punya tradisi patuh dan ikut-ikutan pada perintah Fir’aun. Zaman Isa juga seperti itu, zaman Nabi Muhamad juga serupa dan sampai sekarang ternyata ilmu ikut-ikutan ini masih terus menggejala di seluruh bumi. Di bidang media umapamanya, kalau ada berita yang lagi trend di pasaran, ramai-ramai semua bikin berita yang sama. Sandal jepit, semua bikin berita sandal, . . .rok mini, semua bikin berita rok mini. Joko wi, DI, MMD semua tentang beliau bertiga. Ikut-ikutan heboh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun