Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Gus Hendri

9 Januari 2010   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:33 216 0
Setidaknya ada tiga persamaan antara Hendri Mulyadi dengan Gus Dur. Pertama, dua-duanya sama-sama lugas, to the point, dan ga mau basa-basi. Jelek dibilang jelek, bagus ya dibilang bagus. Kedua, dua-duanya sama-sama suka sepak-bola. Hendri adalah penggemar fanatik PSSI dan Gus Dur adalah komentator sepakbola yang jitu. Ketiga, dua-duanya—in essence—layak disebut pahlawan. Menurut dalang dan budayawan Sujiwo Tejo dalam esai “Bapak Ceplas-Ceplos Nasional” kelugasan, keterus-terangan, dan sikap Gus Dur yang ngga mau basa-basi sesungguhnya mewakili alam bawah sadar kolektif, yang karena terlalu lama diisi oleh kemunafikan, sangat merindukan keterusterangan. Tesis Sujiwo Tejo ternyata benar, dukungan publik terhadap aksi lugas Hendri Mulyasi membuktikannya. Dengan tindakannya yang berani turun ke lapangan pada saat laga masih berlangsung, lantas menggiring bola dan menendangnya ke arah gawang Qatar, Hendri mempraktikkan apa yang kerap diucapkan Gus Dur, “Gitu aja kok repot”. Aksi Hendri Mulyadi adalah kritik paling lugas dan mungkin mempermalukan PSSI serta pejabat di bidang keolahragaan Indonesia. Bagi saya, biar saja PSSI malu, toh pengurusnya memang sudah harus introspeksi setelah berkali-kali menyumpalkan kekecewaan terhadap rakyat yang fanatik sepakbola. PSSI harus diberitahu, bila perlu dengan cara-cara yang paling lugas, bahwa sepakbola adalah bahasa yang memungkinkan rakyat kecil bisa berkomunikasi dan memiliki satu kebanggaan. Tapi saya berani bilang, aksi Hendri tidak mempermalukan bangsa. Justru, publik yang bangga dengan aksi Hendri menghadiahinya penghargaan sebagai “Unofficial Man of The Match”. Melalui aksi Hendri Mulyadi, setidaknya saya sendiri, merasa tetap memiliki dignity, lepas dari kekalahan timnas dan sesat-kelola sistem persepakbolaan kita yang dikelola PSSI. Barangkali, aksi Hendri pada konteks tertentu setara dengan Gus Dur yang berani melakukan langkah-langkah yang kontroversial demi membela kebenaran dan mengedepankan keinginan jutaan jelata yang merindukan hiburan meski sejenak, setelah jutaan kekecewaan harus dilahap setiap hari. Dengan segala hormat terhadap almarhum Gus Dur, saya nyatakan salut untuk Hendri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun