Siapa yang tidak mengenal Gunung Fuji. Gunung yang berada di Negeri Sakura, Jepang ini sangat terkenal dengan balutan saljunya pada puncak gunungnya. Hingga kini keindahan dan eksotisme gunung yang satu ini sepertinya tidak pernah hilang. Dan itu terbuktikan juga pada musim semi kali ini. Musim semi yang dalam bahasa Jepang disebut haru ini menjadi alternatif wisata bagi orang Jepang dan tentunya warga asing untuk untuk mengunjungi dan melihat Gunung Fuji atau Fuji san dari jarak yang sangat dekat. Dengan beberapa danau yang berada di sekitar lokasi Gunung Fuji menjadikannnya pemandangan yang sangat eksotis dengan paduan gunung dan air, seolah itulah hakekat dari sebuah kehidupan. Beberapa danau yang bisa dijadikan spot untuk melihat Gunung Fuji dengan cukup jelas diantaranya Danau Motosu, Saiko, dan Kawaguchi yang berada di ketinggian sekitar 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Jarak antar danau ini pun tidak terlalu jauh dan bisa dijangkau dalam hitungan menit. Selain pemandangan indah Gunung Fuji, kita pun bisa menikmati sumber air panas dan museum di sekitar danau ini.
Gunung Fuji sendiri merupakan gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian mencapai 3.776 m dpl. Berlokasi sekitar 100 km barat daya Tokyo menjadikan gunung ini sangat mudah dijangkau dari ibukota Tokyo, baik dengan menggunakan bus ataupun kereta. Pada kondisi cuaca yang cerah, gunung ini pun akan bisa terlihat dari Tokyo maupun Yokohama. Gunung Fuji, menurut para ahli geologi, terbentuk sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Gunung ini pertama kali meletus (yang tercatat dalam sejarah) tahun 781 M dan terakhir kalinya terjadi erupsi pada tahun 1707 M yang memuntahkan abunya hingga ke daerah Edo atau Tokyo pada saat ini.
Sambil menikmati keindahan Gunung Fuji, kita pun bisa mengunjungi tempat-tempat menarik di sekitar kawasan ini diantaranya “Saiko Iyashi no sato Nenba”. Tempat ini berlokasi di dekat Danau Saiko dan dulunya merupakan perkampungan petani yang kemudian hancur akibat tanah longsor karena badai taifun besar di tahun 1966. Kemudian kampung ini direkonstruksi dengan bangunan khasnya beratap jerami, seperti rumah-rumah kampung di Indonesia jaman dahulu dan kemudian dijadikan museum dan desa kerajinan tradisional dimana di tempat ini pengunjung dapat belajar budaya, mencoba membuat ataupun membeli kerajinan lokal khas setempat. Saat ini ada lebih dari 20 rumah di tempat ini yang kemudian disulap menjadi toko, warung makan, museum dan galeri. Setiap toko mempunyai kekhasan produk yang dimilikinya dan beberapa diantaranya juga menjadi museum dengan koleksi uniknya. Ada juga tempat pembuatan arang dari kayu yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan industri di sekitar area Nenba. Harganya berkisar 200 yen untuk satu kilonya atau sekitar 20 ribu rupiah.
Tempat lain yang patut dikunjungi juga adalah Kuil Kitaguchihongu Fujisengen Jinja dan Oshino Hakkai. Pada masa lalu, kuil ini menjadi titik awal pendakian ke Gunung Fuji dari sisi utara. Sebelum memulai pendakian, mereka berdoa terlebih dahulu di kuil ini sebelum akhirnya melewati gerbang pendakian yang berada di belakang kuil. Sedangkan Oshino Hakkai merupakan kampung kecil yang di dalamnya terdapat delapan kolam yang dulunya adalah juga danau namum kemudian mengering beberapa ratus tahun yang lalu. Tempat ini berlokasi diantara Danau Kawaguchi dan Yamanaka dan sangat terkenal dengan sumber mata airnya yang bersih. Air yang ada di kolam di tempat ini berasal dari salju yang mencair dari Gunung Fuji untuk kemudian difilter oleh lapisan lava lebih dari 80 tahun sehingga diperoleh air yang sangat jernih.