Mengeluh di tengah malam yang bisu
Teringat wajahnya di langit malam
“Hai pesona sejuta sepi?” gumamku menelisik suasana.
Sementara kala itu, hening menyelinap hening yang dalam
Di penantianku,
Tak kudapatkan satu kata pun,
Kecuali angin yang merambat berdesis
Tak usah kau palingkan wajah untuk tak lagi memandangku, duhai langit
Kita akan berdamai
Kala embun sampai padaku di ujung daundan ranting
Kala butir pertama dari sinar yang melahirkan matari
Kau akan meresapi aku bagai daun daun
Yang tak akan mengeluh karena angin
Karena musim yang pasti menggubah
Aku memulai untuk melupakan kenangan
Dan memulai mengikat janji
Pada satu hari yang baik
Kau akan mendapatkan aku mengalir dalam dirimu
Aku tak akan mengecualikan diri kecuali mengerti—
Dan tak dimengerti
Saat ini—
Atau nanti.
Untuk: K.N.A; D.A.N; H.N.S
Syamsir Alam
050814
Bandar Lampung