Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Bangsa Kodok, Raja Kayu, dan Seekor Bangau

14 Mei 2020   00:38 Diperbarui: 14 Mei 2020   00:30 281 3
Mana yang lebih baik bagi keselamatan bangsa kodok? Memiliki raja berupa sebatang kayu atau dipimpin seekor bangau? Atau...

Tergebuk pagebluk, bikin lebih sering di rumah. Agak lebih sering membaca buku. Kebanyakan membaca ulang koleksi buku lama. Ketika pulang kampung dua tahun lalu, koleksi buku ditinggal di rantau.

Salah satu fabel yang ditulis Aesop, terselip di buku Revolusi Sebatang Jerami karya Masanobu Fukuoka. Tentang bangsa kodok yang menginginkan pemimpin.

Cuplikan itu mendorong saya membaca lagi kumpulan dongeng Aesop versi PDF yang pernah saya unduh bertahun lalu.

Alkisah, di sebuah rawa yang tenang, hiduplah sekelompok kodok. Kehidupan mereka setenang rawa. Terlalu tenang. Tak ada yang bikin masalah.

Sebagian kodok merasa ada yang salah pada kehidupan mereka. Mestinya mereka memiliki seorang raja dan peraturan yang jelas. Mereka meminta supaya Dewa mengutus sang raja. Supaya ada yang mengatur dan melindungi kehidupan bangsa kodok.

Sambil tertawa karena kaok parau para kodok, Sang Dewa pun mengabulkan.  Sepotong balok kayu besar dia lemparkan ke rawa. Sang raja yang dijatuhkan dari langit menimpa muka air rawa. Semula tenang jadi gelombang. Buncah. Para kodok ketakutan, bersembunyi, menyelam.

Sereda gelombang, rawa menenang. Beberapa ekor kodok memberanikan naik ke permukaan. Mengintip sang raja utusan dewa. Balok kayu yang diam. Terapung. Tak tenggelam.

Karena sang raja mematung, para kodok memberanikan diri mendekati sang raja. Tak lama, mereka mulai berlompatan. Duduk di balok. Bosan duduk mereka menari-nari. Melakukan apapun di atas tubuh sang raja. Bahkan mengolok-olok sang pemimpin pilihan dewa.

Meski para kodok menunggangi tubuhnya yang terapung dan sesekali diombang-ambing gerak muka air, sang raja hanya diam. Bergeming. Tak marah. Bahkan tak berpikir.

Para kodok tak puas dengan raja yang dikirimkan dewa. Mereka lalu memohon raja mereka diganti. Dewa mengabulkan. Dikirimlah seekor bangau sebagai raja.

Tak pakai lama, satu per satu rakyat bangsa kodok dilahap sang raja.

Akhirnya, sang raja hidup bahagia selamanya.

Dongeng yang dikarang Aesop berakhir di sini. Aesop tak menyebut hubungan antara raja kayu dan raja bangau. Jangan-jangan si kayu menjadi tempat bertengger sang bangau.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun