Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita yang hadir di posyandu. Program ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan gizi buruk dan mencegah stunting sejak dini. Dalam pelaksanaannya, program PMT mengadopsi pendekatan "Zero Food Waste" dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang melimpah agar lebih efisien dan berkelanjutan.
Sejak Oktober lalu, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) turut serta dalam mendukung pelaksanaan posyandu melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan (P2MB). Mereka berperan aktif tidak hanya dalam membantu kegiatan administrasi posyandu, tetapi juga turun langsung dalam pembuatan dan pengolahan PMT untuk memastikan makanan tambahan yang diberikan bergizi dan ramah lingkungan.
"Kami mengutamakan pemanfaatan bahan pangan yang tersedia di desa agar tidak ada makanan yang terbuang sia-sia. Selain itu, kolaborasi dengan mahasiswa UPI sangat membantu kami untuk lebih kreatif dalam menyusun menu PMT yang menarik dan bergizi," ujar salah satu kader posyandu Desa Sawahdadap.
Program ini menjadi wujud nyata dari sinergi antara pemerintah desa, kader posyandu, dan akademisi dalam mengatasi permasalahan gizi dan kesehatan masyarakat. Dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan, Desa Sawahdadap berharap dapat berkontribusi pada pencapaian target nasional dalam penurunan angka stunting dan pengelolaan sisa pangan yang lebih baik.
Kehadiran posyandu yang inklusif dan inovatif ini diharapkan mampu menjadi model bagi desa-desa lain dalam mendukung kesehatan masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.