Perubahan kota Kudus semakin hari kian berkembang. Dengan dukungan industri rokok menjadikan potensi perkembangan ekonomi yang terjadi kian melejit. Berawal dari seorang warga bernama Nitisemito yang memasarkan rokok kretek miliknya yang diberi nama Bal Tiga mulai dari industry rumahan hingga sekarang terkenal dan dikembangkan menjadi industry pabrikan yang mampu menyentuh pasar internasional. Hampir seluruh warga kudus bermatapenaharian sebagai buruh pabrik rokok ini dan mengandalkan kehidupannya pada industry ini. Banyak juga ketimpangan seperti yang terjadi di Desa Lau dimana buruh rata rata adalah perempuan sedangkan laki laki bekerja menjadi kuli bangunan. Ketimpangan ini membuat perempuan kudus kurang memperhatikan tentang Pendidikan, pemikiran masyarakat kudus belum maju dan sangat kuno dengan mengganggap bahwa bekerja di industri pabrik rokok tak perlu ijazah tinggi serta keterampilan khusus. Hingga saat ini masih banyak kemiskinan yang marak terjadi dan juga perceraian dimana mana dengan alasan faktor ekonomi karena adanya ketimpangan pekerjaan perempuan yang memiliki gaji tetap disbanding laki laki. Terlebih adanya perubahan kebijakan yang dilakukan pabrik rokok dengan membagi system gaji menjadi dua yaitu borongan dan harian yang sudah jelas jika mendapat gaji borongan tidak mampu memenuhi kehidupan sehari hari. Gaji borongan dibayarkan seluruhnya setelah mencapai target dan mereka hanya bekerja 3-4 kali dalam seminggu dan setiap bulannya tidak mampu mencapai UMR.Â
KEMBALI KE ARTIKEL