Kesehatan mental tidak terbatas pada gangguan mental yang serius dan harus dimaknai dalam arti yang lebih luas. Menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa Nomor 18 Tahun 2014, kesehatan jiwa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, mengenali ketahanannya terhadap stres,  dan  bekerja secara produktif.lakukan hal berikut: Bekerja secara produktif. Anda dapat berkontribusi pada komunitas Anda. Artinya, kesehatan mental menentukan produktivitas suatu bangsa. Kesehatan mental dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesejahteraan masyarakat yang tentunya mempunyai efek sinergis dengan kesehatan fisik. Namun tingkat literasi kesehatan mental di kalangan petugas kesehatan masih rendah. Penyakit tidak hanya mempengaruhi proses diagnosis, perawatan dan pengobatan pasien, tetapi juga pemahaman keluarga terhadap penyakit dan pengobatan pasien (Afifah et al., 2016). Masyarakat sedang mengalami krisis identitas yang berujung pada krisis moral dan spiritual. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah meluasnya krisis moral dan spiritual baru-baru ini yang tampaknya berdampak pada anak-anak maupun orang dewasa. Jika kita melihat kondisi masyarakat saat ini, kita bisa melihat bahwa kesehatan mental setiap individu tidak bisa digeneralisasikan. Kondisi ini membuat diskusi mengenai kesehatan mental menjadi semakin mendesak, dan bagaimana  individu, keluarga, dan komunitas dapat menemukan, memelihara, dan mengoptimalkan kesehatan mental dalam  kehidupan sehari-hari (Dewi, 2012).
KEMBALI KE ARTIKEL