Dari ufuk barat, sinar mentari perlahan tenggelam,
Di cakrawala, warna jingga memancar lembut,
Sebuah janji bertaut di antara waktu.
Saat senja menyapa, harapanku menguat,
Menanti malam yang penuh misteri,
Dengan bintang-bintang yang berkedip manis,
Menerangi kelam, membingkai malam.
Langit merona, peluklah anganku,
Pada senja yang teduh, kuucap harapan,
Bahwa malam kan datang dengan tenang,
Menghantar mimpi dalam pelukan waktu.
Burung-burung kembali, hinggap di sarang,
Angin malam menyusup, membawa kesejukan,
Seiring senja yang meredup di cakrawala,
Hatiku berdebar, menanti datangnya malam.
Di ujung desa, lampu mulai menyala,
Cahaya rembulan muncul perlahan,
Senja berpamitan, menyerahkan estafet,
Kepada malam yang datang dengan kelembutan.
Dalam keremangan, ada harap yang membuncah,
Untuk setiap mimpi yang kan terwujud,
Dalam bisikan lembut angin malam,
Kuserahkan doaku, pada langit yang terbentang.
Sepasang kekasih duduk di bangku taman,
Menanti senja berpadu dengan malam,
Mereka tahu, dalam pergantian ini,
Ada harapan baru yang kan terwujud.
Di tepi pantai, ombak berkejaran,
Mengiringi senja yang berpaling,
Dengan harapan, malam datang memeluk,
Membawa keindahan dalam kelamnya.
Malam adalah janji setelah senja,
Untuk setiap hati yang menunggu dengan sabar,
Bahwa gelap pun membawa harapan,
Dalam kerlip bintang dan sinar rembulan.
Pada senja yang menepi, kutitipkan rindu,
Agar malam datang membawa kedamaian,
Dalam pelukan waktu yang tak terhenti,
Kita kan bertemu dalam keabadian.
Maka, mari kita sambut malam dengan hati terbuka,
Dalam setiap pergantian yang tiada henti,
Bahwa dalam kegelapan pun, ada cahaya,
Mengiringi harapan yang selalu menyala.