Awal tahun 2015, tepatnya pada 4 Januari 2015, saya benar-benar merasa “iri” dan malu. Satu minggu sebelumnya, saya di-inbox oleh Pak Khoiri (penulis dan dosen Unesa). Beliau menyampaikan bahwa akan menjadi pembicara dalam bedah antologi puisi “Titik Temu” di kota kelahiran saya, Sumenep. Saya kaget! Saya mengenal beliau sebagai penulis artikel populer. Beberapa buku karyanya sudah saya baca.