Ide awal pembuatan paralonbekas ini, bermula saat bahan baku kayu yang selama ini digunakan untuk ukiran semakin sulit ditemui. Makanya timbul ide saya untuk menggantinya dengan paralonbekas. Ternyata hasilnya sama persis dengan produk ukiran yang terbuat dari kayu
Dari penjelasan pria berumur 42 tahun ini, diketahui ternyata proses pembuatan kerajinan paralonbekas ini dilakukan masih dengan menggunakan cara manual. Prosesnya pun sebenarnya cukup sederhana. Paralonbekas yang dirinya dapatkan dari tong sampah atau pengumpul barang bekas, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran dan tanah, setelah itu, paralon dipanaskan dengan menggunakan alat yang dirinya buat sendiri.
Alat pemanas tersebut, persis seperti alat untuk mengelas, bedanya alat yang digunakan oleh Andi ini menggunakan bahan bakar gas elpiji. Setelah dipanaskanparalon kemudian dibentuk sesuai dengan model yang diinginkan. Jika ada bagian yang harus dipotong agar terbentuk sebuah pola, Andi cukup menggunakan gergaji besi,serta perekat untuk bagian yang ingin disatukan. Menariknya proses pembentukan ini dirinya lakukan tanpa bantuan alat apapun, Andi hanya menggunakan tangan telanjang saat membentuk paralonbekas ini menjadi beragam pernak-pernik.
Meski masih menggunakan cara manual, produk kerajinan tangan yang dihasilkan dari olahan bahan dasar paralonbekas ini patut diacungi jempol. Jika dilihat sepintas, kita tidak mengira, jika beragam pernak-pernik asesoris dan perlengkapan rumah tangga itu terbuat dari paralonbekas. Bektuk dan warna serta tektur hasil kerajinan tangan paralonbekas ini jika dilihat sepintas, persis sama dengan kerajinan tangan lain yang terbuat dari bahan kayu. Tak heran jika Andi bersama rekanya, membandrol barang-barang dari paralonbekas tersebut dengan harga yang sangat variatif. Mulai dari harga Rp. 30 ribu hingga Rp. 1 juta.