Malam itu, bulan menyoroti halaman rumah Opa Tjiptadinata Effendi dan Oma Roselina Tjiptadinata dengan sinar lembutnya. Tangan Oma terulur, menyentuh lembaran kertas yang menanti, selembar kertas kosong yang memanggil jiwa untuk menulis. Di luar, bintang-bintang berkelap-kelip, seakan menjadi saksi bisu perjalanan cinta yang telah berlangsung selama enam dekade. Sejak tahun pertama bertemu, hingga momen ini, setiap detik terukir dalam hati, menciptakan kisah yang tak ternilai.
KEMBALI KE ARTIKEL