Cahaya senja meredup di langit kota, tapi di sebuah rumah tua, sinar lain memancar terang---kilauan yang lahir dari cinta yang telah bertahan selama enam puluh tahun. Di ruang tamu, Opa Tjiptadinata Effendi dan Oma Roselina duduk berdampingan, seperti dua berlian yang menyinari hidup mereka dan orang-orang di sekitarnya. Waktu mungkin telah meninggalkan jejaknya di kulit yang mulai menua, tapi dalam hati, cinta mereka tetap bersinar dengan kekuatan yang sama, bahkan lebih dalam.
KEMBALI KE ARTIKEL