Di sudut ruangan, di bawah sinar lampu temaram, sepasang tangan berkerut saling bertaut. Jemari yang dahulu kuat, kini digerakkan oleh kenangan, oleh cinta yang telah bertahan selama enam dekade. Tjiptadinata Effendi, pria yang selalu berbicara dengan ketegasan di wajahnya, duduk diam, matanya menatap Roselina, wanita yang sejak dahulu menjadi mataharinya, pusat dari dunianya yang tak pernah redup.
KEMBALI KE ARTIKEL