Namun, terkadang sikap saling memahami dan saling mengerti terhadap sesama sulit untuk direalisasikan, bagi mereka yang memiliki sejarah kelam di masa lalu dan senantiasa memelihara memori kelam tersebut. Misalnya, antara umat Islam dengan Kristen, yang senantiasa dihadapkan pada persoalan perang salib atau perang lain yang melibatkan antara kedua penganut agama tersebut. Perang fisik memang telah berakhir. Namun, bagi sebagian orang, dampak emosional psikologis dari perang tersebut masih sulit untuk dihilangkan dari benak sebagian orang. Akhirnya, prasangka negative dan curiga terhadap orang lain yang tidak seagama, bahkan yang tidak sealiran, selalu muncul dalam interaksi sehari-hari.